Wednesday, September 24, 2014

Prompt #63 : Maling

Aku suka sekali pada Bran.

Aku sudah mengasuhnya sejak dia lahir, melihatnya merangkak dan berkembang. Waktu dia masih kecil sekali, dia sudah manja padaku, dia akan menempelkan telinganya pada badanku lalu bersuara riang pada induknya. Aku suka sekali pada Bran, dia imut dan menggemaskan. Begitu sudah besar nanti dia akan jadi sumber makananku yang setia.

Pada sore hari begini, induk Bran akan membiarkannya bermain bebas di atas lantai. Bran akan berguling-guling dan bermain denganku. Yang perlu kulakukan hanya berbaring malas dan biar dia bersenang-senang sendiri. Satu hal terenak di dunia ini adalah saat bersantai setelah makan ikan tuna, dan semakin enak setelah tangan-tangan kecil Bran memijit punggungku.

Tapi …

Aduh! Si kecil Bran mulai bisa main kasar. Rambutku ditarik-tarik dan telingaku digigiti. Untung dia masih bayi sehingga giginya belum tumbuh semua.

Wah, serius deh, ini sudah gak asik lagi, Bran.

Heh, minggir! Jangan tarik-tarik rambutku seperti itu, sakit!

Wadaw, dia mulai menarik telingaku sekarang!

Saatnya kabur!

Kudengar suara tangis Bran yang tertinggal di ruang tengah, ada rasa bersalah sih membuatnya menangis. Tapi kalau tidak pergi bisa-bisa aku gundul nantinya. Punggungku masih sakit, kujilati dulu sebentar.

Sebuah bayangan besar menutupi seluruh tubuhku. Itu siluet Kiki, induknya Bran. Dia sedang berdiri di belakangku, diam saja. Wah, ada apa yah, Kiki? Dia hanya berdiri saja sambil menatapku, ia menatapku lurus dengan mata hijaunya. Oh, tidak! Apa yang sudah kulakukan? Pertama kali Kiki seperti ini, aku buang air di dalam rumahnya, dan terakhir kali dia begini, aku tidak sengaja menyenggol pot bunganya sampai pecah.

Sekarang kenapa, Ki? 
“Miaw?”


“Oscar, kamu mencuri tuna di atas meja makan?” tanyanya dengan bahasa manusia. 
Andai aku tahu apa yang sedang dikatakannya.


3 comments: