Aku suka sekali pada
Bran.
Aku sudah mengasuhnya
sejak dia lahir, melihatnya merangkak dan berkembang. Waktu dia masih kecil
sekali, dia sudah manja padaku, dia akan menempelkan telinganya pada badanku
lalu bersuara riang pada induknya. Aku suka sekali pada Bran, dia imut dan menggemaskan.
Begitu sudah besar nanti dia akan jadi sumber makananku yang setia.
Pada sore hari begini,
induk Bran akan membiarkannya bermain bebas di atas lantai. Bran akan
berguling-guling dan bermain denganku. Yang perlu kulakukan hanya berbaring malas
dan biar dia bersenang-senang sendiri. Satu hal terenak di dunia ini adalah
saat bersantai setelah makan ikan tuna, dan semakin enak setelah tangan-tangan
kecil Bran memijit punggungku.
Tapi …
Aduh! Si kecil Bran
mulai bisa main kasar. Rambutku ditarik-tarik dan telingaku digigiti. Untung dia
masih bayi sehingga giginya belum tumbuh semua.
Wah, serius deh, ini
sudah gak asik lagi, Bran.
Heh, minggir! Jangan tarik-tarik
rambutku seperti itu, sakit!
Wadaw, dia mulai
menarik telingaku sekarang!
Saatnya kabur!
Kudengar suara tangis
Bran yang tertinggal di ruang tengah, ada rasa bersalah sih membuatnya
menangis. Tapi kalau tidak pergi bisa-bisa aku gundul nantinya. Punggungku masih
sakit, kujilati dulu sebentar.
Sebuah bayangan besar
menutupi seluruh tubuhku. Itu siluet Kiki, induknya Bran. Dia sedang berdiri di
belakangku, diam saja. Wah, ada apa yah, Kiki? Dia hanya berdiri saja sambil
menatapku, ia menatapku lurus dengan mata hijaunya. Oh, tidak! Apa yang sudah
kulakukan? Pertama kali Kiki seperti ini, aku buang air di dalam rumahnya, dan
terakhir kali dia begini, aku tidak sengaja menyenggol pot bunganya sampai
pecah.
Sekarang kenapa, Ki?
“Miaw?”
“Oscar, kamu mencuri
tuna di atas meja makan?” tanyanya dengan bahasa manusia.
Andai aku tahu apa yang sedang
dikatakannya.
semalam daging makan malan saya juga diembat kucing :D
ReplyDeletehahha .. :D
Deletekayak Oscar juga yg udah nyuri kerupuk gue? *eh
ReplyDelete